Review Drama : Gu Family Book (2013)

Standard

Aku sudah menonton tuntas serial drama “Gu Family Book” ini. Tentunya sesudah itu aku berusaha mereview serial drama ini yang masih relatif baru di tahun 2013 ini. Dan baru kali ini sempat untuk membuat reviewnya.

Sinopsis Lengkap : [Episode 1 ] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18][19] [20][21] [22] [23] [24]Bintang utamanya tentu saja Lee Seung-Gi dan anggota Miss A – Bae Suzy. Aktris cantik Suzy Bae memang yang paling populer diantara rekan-rekannya di Miss A. Suzy Bae tidak sepiawai rekan-rekannya di Miss A dalam kemampuan dance , tetapi Suzy Bae menonjol dalam tarik suara dan wajahnya yang cantik polos. Kecantikan inilah yang membuatnya laris di dunia film dan drama seperti yang sudah dimulai dalam Dream High dan Architecture 101 .

Mengenai karakter gadis tomboy yang diperankan , aku hanya mengkritik bahwa Suzy Bae tidaklah cocok memerankan gadis tomboy seperti Dam Yeowool selain postur tubuhnya yang cukup tinggi. Aku rasa untuk karakter tomboy yang lebih realistis dapat diberikan pada salah satu personil f(x). Demikian juga dengan Lee Seung-Gi juga tidak semacho karakter Kangchi sebagai half human-half gumiho seperti Choi Jin-Hyuk yang memerankan Gu Wolryung yang memang macho .

Mengenai latar belakang sejarah yang dipinjam dalam serial drama ini semakin menunjukkan bahwa kedalaman sejarah Korea hanya berkutat di periode Dinasti Joseon ketimbang setting sejarah dalam film maupun drama Tiongkok. Dalam hal ini setting sejarah Joseon mirip dengan setting drama klasik Jepang yang juga sering berkutat di masa Azuchi-Momoyama dan Edo-Tokugawa , yakni menarik kisah fiksi ke rentang sejarah lima abad terakhir mereka. Figur sejarah terkemuka yang dipinjam dalam drama ini tentunya adalah Admiral Lee , seorang admiral paling termashur dalam sejarah kemiliteran maritim dimana beliau adalah satu-satunya yang berhasil mengalahkan Jepang , lima abad sebelum Jepang kalah dalam Perang Dunia II.

Yang menarik drama ini juga menyertakan mahluk mitologi “Gumiho 구미호 ” yang tentunya berakar dari mahluk mitologi serupa dari Tiongkok ribuan tahun sebelumnya seperti Hulijing atau Nine-Tailed Fox.  Uniknya lagi mahluk mitologi gumiho seperti ini biasanya bergender wanita. Aku menduga ini ada pengaruh  kisah vampire barat yang semakin populer berkat karya Stephanie Meyer dimana kisah yang diusung adalah mahluk mitologi pria yang tampan bersanding dengan wanita cantik dari kalangan manusia.  Demikianlah Gu Wolryung(Choi Jin-Hyuk)  bersanding dengan si cantik Yoon Seohwa (Lee Yeon-Hee) dan Choi Kangchi (Lee Seung-Gi ) yang manis bersanding dengan si cantik Dam Yeowool (Bae Suzy) .

Secara keseluruhan serial drama bergenre campur aduk historical-roman-fantasy ini cukup memikat. Ikatan “chemistry” antara Suzy Bae dan Lee Seung-Gi membuat hubungan cinta dalam drama itu seperti sesungguhnya. Terlihat pula karakter yang diperankan oleh mereka itu seperti hubungan cinta yang sejajar dimana pria dan wanita masing-masing saling berkorban , take and give , saling memaklumi walaupun berasal dari dunia yang berbeda.

Inilah keunggulan Dam Yeowool yang menerima Kangchi apa adanya , dibandingkan dengan Park Chungjo (Lee Yoo-Bi ) yang runtuh pertahanan cintanya karena Kangchi berubah wujud seperti monster.

Selain akting dari dua bintang muda ini , akting dari Lee Sung-Jae yang memerankan Jo Gwan-Woong patut diacungi jempol. Kejahatannya Tuan Jo ini memang luar biasa dan membuat penonton serasa ingin melemparinya dengan batu , tetapi akting dan juga penokohan sang antagonis ini menampilkan sisi kewajaran , manusiawi dan juga membangun antagonisme dengan bahasa tubuh dan kemampuan berdiplomasi yang tinggi. Hal ini jelas berbeda dengan serial drama di Indonesia dimana yang jahat selalu berakting berlebihan sampai mata melotot lidah menjulur , seakan membangun citra antagonis dengan cara slapstick ala komedi.

(Spoiler Warning)

MORAL STORY
Jadi dari serial drama ini selain mendapatkan sisi hiburan juga mendapat sisi moral cerita melalui karakter-karakter dalam drama ini. Aku berikan beberapa contoh mengenai apa yang dilontarkan John Kennedy mengenai jangan tanyakan apa yang negara pernah berikan pada anda tetapi tanyakanlah apa yang anda perbuat bagi negara. Ini adalah tema dialog antara Yoon Seohwa dan Taeseo .

Demikian juga dengan Dam Yeowool yang berpikiran luas mengenai takdir dan nasib. Bagaimana Yeowool berfilosofi menentang takdir yang sudah disampaikan oleh Rahib Sojung. Tokoh Kangchi juga memberikan teladan pada Taeseo agar jangan menyerah dan terbenam pada penyesalan masa lampau .

Hal ini ditunjukkan Kangchi dengan bagaimana dia berjuang agar diterima oleh manusia (yang jelas akan cenderung mengucilkan gumiho). Walaupun gumiho adalah mahluk mitologi , tetapi pesan universal yang disampaikan tetap jelas . Sama seperti penderita cacat , HIV dan sebagainya yang dikucilkan oleh masyarakat tetapi bukan berarti berhenti berkarya atau menyerah begitu saja.
Karakter Madam Chun juga memberikan dorongan pada Chungjo agar terus menatap kedepan walau mengalami sakit hati dan dendam dimasa lampau. Madam Chun juga memberikan contoh bahwa dengan profesi gisaeng yang dianggap rendah itu tetaplah punya peluang untuk maju dengan mendalami karya seni yang secara tidak langsung akan mengangkat derajat mereka.

Walaupun ada beberapa kritikan seperti yang sudah kusampaikan diatas , aku terhibur oleh serial drama ini . Bagi yang belum menonton silahkan untuk menontonnya dari awal hingga akhir. Aku juga berharap agar serial drama ini dibikin sekuelnya dalam setting modern untuk memenuhi rasa penasaran akan yang namanya takdir.

Ditulis oleh : Heni (Bentara) untuk blog ini dan blog utama (www.bentara.asia)

Leave a comment